Rabu, Januari 12, 2011

Surat Untuk Seorang Adik...

Tuk adikku tercinta Nadia Arissanti Wardhani..

Membaca kondisi mu yang sekarang, terus terang saja, mas mu ini bingung harus berkata apa. Mau marah, salah, tapi mau didiemin juga tambah salah. Kamu, yang orangnya ga bisa dikonfrontir, membuat mas mu ini terpaksa menempuh jalan lain untuk mengingatkanmu, dengan tulisan ini. Bukan berarti karena dirimu telah berbuat salah, bukan, cuma mas mu berpikir, langkah yang kamu lakukan sekarang rasanya kurang elok dilihat.

Dari dulu mas mu ini sudah sering mendengar tentang perjalanan cinta mu. Berliku memang, tapi kok kesannya itu-itu saja ya? Kalau enggak sama si A, ya pasti sama si B. Dan yang bikin mas mu ini sering mengangkat alisnya karena keheranan adalah transisi perpindahan hati mu dari A ke B itu sungguh sangat dekat waktunya. Kalau bisa dibilang dalam hitungan hari.

Sampai-sampai mas mu ini hapal, "ooh, udah putus ya sama si A, yah, paling dua tiga hari ini udah jalan sama si B," begitu terus. Membuatmu seperti mudah ditebak pikirannya, tapi membuat mas mu ini bingung, apa sih sebenarnya yang ada di dalam hati mu itu? Kok cepat sekali kamu berpindah hati? Siapa yang sebenarnya ada di dalam hatimu? Mungkinkah keduanya? Sehingga kamu bisa dengan mudah membolak-balik hatimu. Habis side a tinggal putar kasetnya pindah ke side b.

Dari dulu juga masalahnya selalu sama. Si A yang terlalu posesif lah, sehingga sering menyakiti hatimu dan membuatmu menangis karena genggaman tangannya yang terlalu kencang di pergelangan tanganmu. Lalu kamu pindah ke si B. Si B juga bukannya bersih dari masalah. Kadang kamu mengeluh kalau dia terlalu cuek lah, enggak bisa dibilangin lah, dan sejuta masalah lainnya yang ada di keduanya.

Tapi kamu selalu saja kembali ke mereka berdua. Kalau lagi enggak sama si A, pasti sedang sama si B. Too predictable. Sebagai saudara, mas mu ini justru merasa kalau kamu yang sedang dipermainkan hatinya oleh mereka. Kamu yang sedang diombang-ambingkan perasaannya di antara kedua pilihan itu. Atau ini cuma perasaan mas mu saja? Atau apa? Ah, kamu juga tak pernah jujur sama mas mu ini apa yang sebenarnya ada di dalam hatimu.

Kembali lagi mas tanyakan kepada kamu, apakah sesulit itu menghadapi dunia dalam kesendirian? Apakah harus selalu ada seorang yang menemanimu untuk menghadapi tantangan hidup mu yang sedang kamu jalani? Bukan berarti mas mu ini meminta dirimu untuk meniruku dan menjadi orang yang terlalu pemilih terhadap lawan jenis, bukan. Mas mu ini hanya menginginkan untuk kamu berpikir sejenak, apakah ada di antara si A dan si B yang kamu nilai paling baik dan layak untuk dijadikan pendamping hidup?

Mas mu ini cuma ingin kamu untuk menyingkir dulu sebentar. Lihat keduanya dari sisi netral. Karena yang kamu lakukan selama ini tidak demikian. Ketika kamu sesak akan segala perhatian dari si A kamu lari ke si B yang kamu nilai bisa memberikan sedikit ruang kebebasan. Namun ketika kamu menjadi kesepian karena si B yang terlalu cuek dan jarang ambil pusing terhadapmu, kamu kembali ke si A yang menjanjikan segala perhatian.

Coba sejenak kamu berdiri di antara mereka berdua. Bukan di salah satunya. Lihat, pilah pilih, pertimbangkan. Mana sisi positif dan negatif dari kedua belah pihak. Mana yang bisa kamu terima, mana yang "terlalu" bagimu.

Mas mu ini bukan melarangmu untuk menjalin hubungan dengan si A atau si B, bukan. Mas mu ini cuma menginginkan sebuah kepastian dalam hidupmu. Sebuah keajegan, ketetapan hati. Mas mu ini benar-benar mengidam-idamkan kamu berkata "kenalin Mas Dias, ini lelaki pilihan hatiku, selamanya aku akan setia kepadanya, hingga nyawa ku ditarik dari ubun-ubunku dan tertinggal jasadku di dalam barzah, hanya dialah satu-satunya yang kucinta."

Ah, sungguh indahnya kalau kata-kata itu terdengar dari bibir manismu, terlontar tulus dari dalam hatimu yang lugu. Bukan tak mungkin mas mu ini akan menangis, karena bahagia akan kebahagiaanmu. Itulah yang sebenarnya mas mu inginkan darimu. Kebahagiaanmu, bukan lainnya, tidak.

Maka, kumohonkan kepadamu. Tetapkan lah hatimu. Pilihlah yang terbaik di antara mereka berdua. Kalau pun tak mungkin, dunia ini sungguh sangat luas adikku. Masih banyak pilihan lain untuk kau jalani di dalam hidup ini. Seperti kata temanku, "you always had a choice." Kamu selalu punya pilihan dalam hidup. Dan pilihan hidup ini bukan hanya ke kiri atau ke kanan.

Kamu harus banyak-banyak lagi melihat dunia adikku. Dunia bukan hanya kiri dan kanan. Masih ada atas, bawah, menengok ke belakang, atau menatap lurus ke depan. Kamu hanya perlu untuk mengumpulkan keberanian untuk itu. Berpetualang. Ya. Jadilah petualang cinta.

Bukan berarti mas mu ini menginginkan kamu untuk mengobral hatimu kepada siapa saja. Oh oh, tidak. Mas mu ini hanya menginginkan kamu untuk melihat dunia. Betapa banyaknya pilihan yang ada di sana. Kenali lebih banyak orang. Jalin pertemanan lebih banyak lagi. Kenali orang lebih luas lagi. Jangan pilih-pilih, bertemanlah dengan siapa saja. Mulai dari anak pejabat, hingga anak seorang pemulung.

Mas mu ini berharap kamu akan menjadi bijak dengan itu. Bisa lebih dewasa untuk mengambil pilihan. Lebih cakap untuk mengambil sebuah keputusan. Memikirkannya terlebih dahulu masak-masak apa positif dan negatifnya sebelum memutuskan sesuatu.

Yah, hanya itu saja yang bisa mas sampaikan. Maaf kalau terlalu panjang. Maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan, bahkan mungkin menyakiti hatimu. Kembali lagi, mas mu ini hanya menginginkan yang terbaik untukmu.

Dengan penuh rasa cinta, dari Mas mu...




Dias Marendra

1 komentar:

nacha mengatakan...

aihhhh bahagia bener jadi adiknya Mas Dias nih,, semoga adiknya cepat menentukan pilihan ya mas ^^