Hmm, mumpung iman lagi agak bagusan di hati, gw pengen posting yang kayak gini. Mungkin temen2 udah ada yang tau cerita ini, tapi ga apa2 yaa gw ceritain lagi? Btw, cerita ini mungkin ga mencerminkan kejadian sebenarnya, karena memang kita belum pernah ada yang nyampe sana trus balik lagi dan cerita sama kita kan? Hehehe, jadi cerita ini gw bikin menurut khayalan gw dan apa yang gw pernah denger dari khotbah jumat. Gpp yah? Semoga ini bisa dijadikan pelajaran.
^_^
Syahdan ketika seluruh umat manusia berkumpul di Padang Mahsyar. Semua nya dalam posisi yang sama, dalam pakaian yang sama, tidak ada tanda2 sama sekali bahwa dulu waktu mereka hidup mereka adalah artis, pejabat, atau hanya sekedar pemulung. Hanya satu yang membedakan mereka, amal perbuatan mereka yang mereka bawa di sini yang cukup mencolok. Ada yg tidak membawa apa2, ada juga yang membawa amal kebaikan setinggi gunung Himalaya.
Nah, ceritanya bermula dari sini. Ketika hisab sudah dimulai, Fulan (biasanya khotib jumat menggunakan Fulan, jadi gw make Fulan, hehehehe) wajahnya cerah karena dia membawa banyak sekali amal hasil apa yang dia perbuat di dunia. Saking banyaknya hingga tak bisa dilihat pucuk dari gunungan amal tersebut. Amal2 tersebut terdiri dari shalat lima waktu, shalat sunnah, zakat, puasa, dan haji. Banyak sekali, mungkin karena Fulan memang rajin beribadah waktu dia hidup di dunia. Ketika Allah memanggil Fulan untuk dihisab amalnya, Fulan pun maju dengan pedenya, dan mulailah amalnya dihisab.
Tak lama selesailah amal si Fulan dihisab, lalu Allah berkata "Fulan, dengan amalmu yang sekarang kamu bisa masuk surga". Sungguh girang hati Fulan mendengarnya, namun Allah belum selesai dan kembali berkata "adakah diantara kalian yang pernah disakiti hati dan badannya oleh Fulan?". Fulan terdiam, menunggu, adakah dia pernah menyakiti orang lain..? Tak lama maju seseorang ke hadapan Allah, sungguh terkejut si Fulan ketika ia melihat bahwa orang yang maju itu adalah tetangganya "Ya Allah, si Fulan ini, memang dia banyak sekali ibadahnya terhadap-Mu, namun aku tetangganya sering sekali disakiti hatiku olehnya. Pernah sekali aku ditertawakan olehnya karena aku lewat di depannya dengan baju compang camping. Aku ini orang miskin waktu di dunia ya Allah, sakit hatiku waktu kudengar kikik tawanya..." papar tetangganya Fulan di hadapan Allah. Allah pun berkata "Baiklah tetangganya Fulan, ambillah sebagian amal baik Fulan untukmu". Dan diambillah sebagian amal baik Fulan oleh tetangganya, Fulan hanya bisa diam. Lalu maju lagi seseorang ke hadapan Allah, "ya Allah, aku ini ibunya Fulan" berkata orang tersebut kepada Allah. Terbelalak mata Fulan melihat ibunya sekarang yang maju untuk mengambil amal baiknya. "Sewaktu di dunia, memang aku sebagai ibunya kurang bisa mendidik Fulan dengan baik, aku pun tak shalat. Tapi sewaktu-waktu Fulan mencoba mengingatkan aku untuk shalat dengan cara yang menyakitkan hatiku, dia menghardikku hingga menetes air mataku" papar ibunya Fulan. Lalu Allah pun kembali berkata "Ibunya Fulan, silahkan ambil sebagian amal Fulan."
Setelah itu berduyun-duyun orang-orang berdatangan untuk mengambil amal baik Fulan. Amalnya yang tadinya setinggi gunung kini hanya tinggal sedikit, sedangkan masih banyak orang yang menuntut haknya ke hadapan Allah. Hingga akhirnya amal baik Fulan pun habis tak bersisa, sedangkan masih ada orang yang hendak menuntut haknya. Orang2 itu berkata kepada Allah "Ya Allah, amal baik Fulan sudah habis, apa yang bisa kami dapatkan sekarang?" Allah menjawab "wahai orang2 yang pernah disakiti hati dan badannya oleh Fulan, bagi kalian yang punya amal keburukan, sekarang berikanlah amal buruk kalian itu kepada Fulan". Akhirnya bukan amal baik sekarang yang dimiliki oleh Fulan, namun amal buruk dari orang2 yang pernah disakitinya itu yang sekarang ditimpakan kepadanya. Dan kalian pun tahulah kemana Fulan nanti akan berujung, neraka.
Nah, itu saja sedikit cerita gw. Mudah2an memberi inspirasi bagi gw dan kalian untuk berbuat amal baik, bukan hanya ibadah secara vertikal, namun juga ibadah secara horizontal.
Amin
^_^