Bagi mahasiswa Unila kita tercinta yang hendak menyelesaikan studinya, diharuskan kepadanya untuk menyusun sebuah karya tulis yang dinamakan skripsi. Nah, gw asumsikan lu semua pada tau apa itu skripsi, tapi gw juga bisa mengasumsikan ga lu semua tau gimana skripsi itu bikin para mahasiswa banjir keringat dan nangis darah!!!
Mungkin kita semua pada awalnya punya gambaran ideal tentang ke arah mana penelitian kita akan berjalan, tul?? Ya iyalah!!! Nah, yang bikin paleng dan bener2 paleng, kadang2 gambaran sempurna penelitian kita itu mental semuanya ketika kita bimbingan sama dosen. Ini yang sekarang gw alamin. Semua gambaran ideal gw tentang penelitian gw mental semua sama dosen pembimbing gw dengan alasan ga ada signifikansinya penelitian gw itu dengan lingkungan sosial masyarakat sekitar kita. Mau dengan alasan apapun gw berargumen, tetep aja semua alasan gw mentah dan gw hanya bisa manggut2 kayak kambing... Hhhhhh..
Ada lagi temen gw yang lebih parah, dia udah nyampe seminar, dan pas seminar proposal atau seminar 1, dia kena bantai sama dosen pembahasnya. Ujung2nya, skripsinya mandek sampe sekarang (udah 2-3 bulanan mandek), dan pas gw tanya gimana progres skripsinya, dia cuma bilang, "santai...". Hhhhhh...
Ada satu lagi temen gw yang dipaksa oleh dosen pembahas yang sama untuk mencari literatur yang menurut gw sebenarnya ga perlu. Bahkan dosen pembimbingnya pun setuju dengan pendapat temen gw itu tentang ga berapa pentingnya literatur itu karena literatur yang dipunyainya sudah cukup lengkap. Tapi yang namanya dosen pembahas ya tugasnya harus nyari kesalahan... Atau cuma di komunikasi doank yaa??? Akhirnya, dia terpaksa mencari literatur itu, dan yang ditemuinya literatur berbahasa inggris, ew, semangat yah...
Ahhhh, sudahlah, akhirnya kita semua harus ngejalanin yang namanya skripsi kalo mau lulus dari unila ini... For all, keep up ur spirit...